Post ini akan mengangkat artikel tentang “The Problems and Challenges of Managing Crowd Sourced Audio-Visual Evidence” yang kami peroleh dari http://www.mdpi.com/journal/futureinternet. Berikut kami tampilkan cuplikan aslinya dari abstrak kalau berminat membaca bisa di download yang saya sertakan smubernya.
The Problems and Challenges of Managing Crowd Sourced Audio-Visual Evidence Harjinder Singh Lallie
WMG (Warwick Manufacturing Group), University of Warwick, University Road, Coventry
CV4 7AL, UK; E-Mail: h.s.lallie@warwick.ac.uk; Tel./Fax: +44-24-7655-1687 Received: 8 January 2014; in revised form: 25 February 2014 / Accepted: 26 February 2014 / Published: 1 April 2014
Abstract: A number of recent incidents, such as the Stanley Cup Riots, the uprisings in the Middle East and the London riots have demonstrated the value of crowd sourced audio-visual evidence wherein citizens submit audio-visual footage captured on mobile phones and other devices to aid governmental institutions, responder agencies and law enforcement authorities to confirm the authenticity of incidents and, in the case of criminal activity, to identify perpetrators. The use of such evidence can present a significant logistical challenge to investigators, particularly because of the potential size of data gathered through such mechanisms and the added problems of time-lining disparate sources of evidence and, subsequently, investigating the incident(s). In this paper we explore this problem and, in particular, outline the pressure points for an investigator. We identify and explore a number of particular problems related to the secure receipt of the evidence, imaging, tagging and then time-lining the evidence, and the problem of identifying duplicate and near duplicate items of audio-visual evidence.
Keywords: time-lining; digital forensics; triage strategies; near-duplicate evidence
Dari artikel tersebut kami terjemahkan dalam bahasa indonesia kurang lebih seperti ini untuk kesimpulannya. “Penggunaan kumpulan bersumber bukti audio visual adalah contoh dari masalah data yang besar dan terkait dengan serangkaian masalah, seperti penerimaan bukti yang aman, akuisisi, yang penandaan efisien dan bukti garis waktu berikutnya dan masalah mengidentifikasi duplikat dan pendekatan duplikat barang bukti audio visual.
Ada sejumlah daerah di mana pekerjaan dan penelitian ini dapat lebih berkembang. Kami adalah sebagai belum dapat menentukan sejauh mana masalah penyelidikan digital, khususnya dalam hal ukurannya dan kompleksitas; itu akan berguna misalnya untuk menentukan apakah ada masalah “data yang besar”. Hal tersebut akan lebih berguna dalam mengeksplorasi strategi untuk garis waktu bukti audio visual khususnya terhadap dimensi temporal nya. Akhirnya, masalah bukti pendekatan duplikat perlu digali lebih lanjut terhadap dimensi bukti audio, visual dan fotografi.”
Dan pada intinya adalah masalah besar dalam dunia digital forensik ke depan adalah pada masalah BIG DATA.
“a big data problem in digital forensics
exists”
“big data in many sectors today will range from a few dozen terabytes to multiple petabytes”
“a big data problem in digital forensics particularly because little if any data is publicly available regarding the size, nature and complexity of law enforcement investigations”
Sumber:
Catatan Kuliah Forensik Digital 